Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Suhu Lapisan Dalam Bumi Setara Permukaan Matahari

Gambar
Penulis :  Yunanto Wiji Utomo  |  Senin, 29 April 2013 | 08:07 WIB KOMPAS.com  — Suhu lapisan dalam Bumi ternyata 1.000 derajat celsius lebih tinggi dari yang didiuga sebelumnya. Berdasarkan pengukuran terbaru, suhu lapisan dalam satu-satunya planet yang terbukti bisa mendukung kehidupan kompleks itu setara dengan permukaan Matahari, 6.000 derajat celsius. Hasil pengukuran itu didapatkan lewat riset tim ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Perancis (CNRS) dan beberapa lembaga lain. Suhu lapisan dalam, tepatnya pada perbatasan bagian dalam dan luar Bumi, diperkirakan berdasarkan pengukuran titik leleh besi. Lewat pengukuran ini, peneliti sebenarnya ingin memberikan penjelasan mengenai terbentuknya medan magnet Bumi. Untuk memiliki medan magnet kuat, harus ada perbedaan suhu sebesar 1.500 derajat celsius antara lapisan dalam dan luar. Peneliti memang telah melakukan pengukuran suhu perbatasan lapisan dalam dan luar Bumi sebelumnya. Namun, perbedaan suhu yang terukur s...

Akan Ada Hujan Meteor Langka akibat Komet ISON

Gambar
Penulis :  Yunanto Wiji Utomo  |  Rabu, 24 April 2013 | 08:14 WIB Citra Komet ISON yang diambil teleskop antariksa Hubble pada 10 April 2013. Komet berada sedikit lebih dekat dari Jupiter, 618 km dari Matahari. KOMPAS.com  — Komet ISON, komet yang diperkirakan menjadi komet paling terang pada tahun 2013 dan akan tampak lebih terang dari purnama, diperkirakan bakal menimbulkan hujan meteor yang berbeda dari biasanya. Berdasarkan simulasi komputer yang dilakukan ilmuwan dengan melihat pergerakan ISON dan debu yang ditinggalkannya, hujan meteor diperkirakan terjadi pada 12 Januari 2014. Hujan meteor ini akan menjadi hujan meteor langka. Hujan meteor langka tersebut disebabkan oleh adanya partikel debu komet yang bergerak dua arah, mendekati dan menjauhi Bumi. Sebab lainnya adalah ukuran partikel debu komet yang bahkan lebih kecil dari diameter sel darah merah manusia. Biasanya, komet hanya akan meninggalkan jejak di belakangnya. Namun, dalam kasus ini,...

Presentasi

Presentasi Peluruhan Radioaktif Sedot Disini

Observatorium Bosscha 90 Tahun

Gambar
Oleh  AGNES ARISTIARINI Where there is an observatory and a telescope, we expect that any eyes will see new worlds at once (Di mana ada observatorium dan teleskop, di situ kita berharap menemukan hal-hal baru seketika) Henry David Thoreau Filsuf, Sastrawan AS, 1817-1862 KOMPAS.com  - Tak banyak yang menyadari, tahun ini Observatorium Bosscha genap berusia 90 tahun. Sejak Sabtu (20/4/2013), acara pembuka rangkaian peringatan 90 tahun Observatorium Bosscha sekaligus Bulan Budaya Bernalar 2013 sudah dimulai. Penelitian tentang asteroid dan benda langit lain di Observatorium Bosscha mengilhami kuliah umum ”Melintas dan Mengitari Bumi” oleh ahli tata surya Institut Teknologi Bandung, Dr Budi Dermawan, pekan lalu. Acara dilanjutkan dengan konferensi pers tentang ”90 Tahun Observatorium Bosscha dan Masa Depan Astronomi di Indonesia”, Bulan Budaya Bernalar 2013, serta menikmati eksposisi di kompleks Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat. Mulai dibangun tahun 1923—saat p...

Atmosfer Jupiter Terbukti Memiliki Air

Gambar
Penulis :  Yunanto Wiji Utomo  |  Rabu, 24 April 2013 | 14:11 WIB KOMPAS.com  — Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal  Astronomy  &  Astrophysics  mengungkap bahwa atmosfer Jupiter juga memiliki air. Air berasal dari komet Shoemaker-Levy 9 (SL9) yang menumbuk Jupiter 20 tahun lalu. SL9 ditemukan mengorbit Jupiter oleh astronom bernama David Levy dan Carolyn serta Eugene M Shoemaker pada 24 Maret 1993. Komet ini adalah komet pertama yang ditemukan mengorbit planet, bukan Matahari. Analisis lebih lanjut kemudian menunjukkan bahwa SL9 pernah lewat sangat dekat dengan Jupiter pada Juli 1992. Saat itulah, planet terdampak gaya  tidal  Jupiter hingga terpecah menjadi 21 bagian. Komet selanjutnya juga lewat dekat Jupiter lagi pada tahun 1994. Saat itu, komet menumbuk Jupiter di wilayah dengan koordinat 44 derajat Lintang Selatan Jupiter. Tumbukan menimbulkan fenomena layaknya bola api. Penelitian ilmuwan sejak puluhan tahun l...

Akan Ada Hujan Meteor Langka akibat Komet ISON

Gambar
Penulis :  Yunanto Wiji Utomo  |  Rabu, 24 April 2013 | 08:14 WIB KOMPAS.com  — Komet ISON, komet yang diperkirakan menjadi komet paling terang pada tahun 2013 dan akan tampak lebih terang dari purnama, diperkirakan bakal menimbulkan hujan meteor yang berbeda dari biasanya. Berdasarkan simulasi komputer yang dilakukan ilmuwan dengan melihat pergerakan ISON dan debu yang ditinggalkannya, hujan meteor diperkirakan terjadi pada 12 Januari 2014. Hujan meteor ini akan menjadi hujan meteor langka. Hujan meteor langka tersebut disebabkan oleh adanya partikel debu komet yang bergerak dua arah, mendekati dan menjauhi Bumi. Sebab lainnya adalah ukuran partikel debu komet yang bahkan lebih kecil dari diameter sel darah merah manusia. Biasanya, komet hanya akan meninggalkan jejak di belakangnya. Namun, dalam kasus ini, karena komet bergerak sangat dekat dengan Matahari, akan ada pula partikel yang diempaskan akibat tekanan bintang pusat tata surya itu. "Itu artinya kita a...